Inilah karakter ruh dan jiwa manusia, ia adalah tentera-tentera yang selalu siap siaga, kesatuannya adalah kunci kekuatan, sedang perselisihannya adalah sumber bencana dan kelemahan.
Jiwa adalah tentera Allah yang sangat setia, ia hanya akan dapat diikat dengan kemuliaan Yang Menciptakanya, . Allah swt berfirman yang ertinya:
"Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS Al Anfaal:63)
Tiada satupun ikatan yang paling kukuh untuk mempertemukannya selain ikatan akidah dan keimanan. Imam Syahid Hasan Al Banna berkata:"Yang saya maksud dengan ukhuwwah adalah terikatnya hati dan ruhani dengan ikatan aqidah. Aqidah adalah sekukuh-kukuh ikatan dan semulia-mulianya. Ukhuwwah adalah saudaranya keimanan, sedangkan perpecahan adalah saudara kembarnya kekufuran". (Risalah Ta'lim)
Oleh sebab itu :
a. Hanya dengan kasih mengasihi kerana Allah, hati akan bertemu
b. Hanya dengan membangun jalan ketaatan, hati akan menyatu
c. Hanya dengan meniti di jalan dakwah, ia akan berpadu
d. Hanya dengan berjanji menegakkan kalimat Allah dalam panji-panji jihad fi sabilillah, ia akan saling erat bersatu.
Maka siramilah Taman Persaudaraan ini dengan sumber mata air kehidupan sebagai berikut:
1. Sirami dengan mata air Cinta dan Kasih sayangKasih sayang adalah fitrah dalaman dalam jiwa setiap manusia, siapapun memilikinya sungguh memiliki segenap kebaikan dan siapapun yang kehilangannya sungguh akan ditimpa kerugian. Ia akan menghiasi kepada sesiapa yang mengenakannya dan ia mencelakakan kepada sesiapa yang menanggalkannya. Demikianlah pesanan-pesanan manusia yang agung akhlaknya.
Bagaimanakah Taman Persaudaraan ini mampu dibangunkan ?
a. Ia hanya akan subur oleh ketulusan cinta, bukan sikap sambil lewa dan kemunafikan.
b. Taman ini hanya akan hidup oleh kejujuran dan bukan sikap selalu membenarkan.
c. Ia akan tumbuh berkembang oleh suasana nasihat menasihati dan bukan sikap tidak peduli.
d. Ia akan bersemi oleh sikap saling menghargai bukan sikap saling menjatuhkan.
e. Ia hanya akan mekar dengan bunga-bunga di tamannya oleh budaya menutup aib diri dan bukan saling membuka pekung.
Hanya ketulusan cinta yang sanggup mengalirkan mata air kehidupan ini, maka saringlah mata airnya agar tidak bercampur dengan irihati dan dengki, tidak keruh oleh hawa nafsu, ego dan emosi, suburkan nasihatnya dengan bahasa simpati dan tumbuhkan penghargaannya dengan kejujuran dan keikhlasan diri.
Ini bersesuaian dengan firman Allah swt, "Maka niscaya ia akan menyejukkan pandangan mata orang yang menanam dan menjengkelkan hati orang-orang kafir". (QS Al Fath : 29)
2. Sinari dengan cahaya dan petunjuk jalanBunga-bunga tamannya hanya akan mekar merekah oleh sinar mentari petunjuk-Nya dan akan layu dek kerana tertutup oleh cahaya-Nya. Maka bukalah pintu hatimu agar tidak tertutup oleh sifat kesombongan, rasa kagum diri dan penyakit merasa cukup kerana ini adalah penyakit umat-umat yang telah Allah binasakan.
Dekatkan hatimu dengan sumber segala cahaya (Al Quran) niscaya ia akan menyedarkan hati yang terlena, mengajarkan hati yang bodoh, menyembuhkan hati yang sedang sakit dan mengalirkan tenaga hati yang sedang letih dan lemah.
Hanya dengan cahaya, kegelapan akan menghilang dan kepekatan akan memudar sehingga nampak jelas :
a. Kebenaran dari kesalahan
b. Keikhlasan dari nafsu
c. Nasihat dari membuka pekung
d. Memberi kefahaman dari memaksakan agenda
e. Matlamat dari tujuan sampingan
f. Ilmu dari kebodohan
g. Petunjuk dari kesesatan.
Sekali lagi hanya dengan sinar cahaya-Nya, jendela hati ini akan terbuka.
"Maka apakah mereka tidak merenungkan Al Quran ataukah hati mereka telah terkunci". (QS Muhammad : 24)
3. Bersihkan dengan sikap lapang dadaSecara minima cinta dan kasih sayang adalah kelapangan dada dan maksimanya adalah "itsar" ( mengutamakan orang lain dari diri sendiri) demikian tegas Hasan Al Banna.
Kelapangan dada adalah modal kita dalam menyuburkan taman ini kerana kita akan berhadapan dengan berbagai jenis dan karakter manusia.
"Siapapun yang mencari saudara tanpa salah dan cacat cela maka ia tidak akan menemui saudaranya itu" . Inilah pengalaman hidup para ulama kita yang terungkap dalam bahasa yang indah untuk menjadi pedoman dalam kehidupan.
Kelapangan dada akan melahirkan sikap :
a. Sentiasa memahami dan bukan minta difahami
b. Sentiasa mendengar dan bukan minta didengar
c. Sentiasa memperhatikan dan bukan minta perhatian
Kita belum lagi memiliki sikap kelapangan dada yang sebenarnya jika :
a. Kita masih belum dapat menempatkan orang lain seperti keadaan kita
b. Menyelami perasaan orang lain dengan sentuhan perasaan kita
c. Menyelami logik orang lain dengan logik kita
Oleh kerana itu, kelapangan dada menuntut kita :
a. Untuk lebih banyak mendengar dari berbicara
b. Lebih banyak beramal dari sekadar berkata-kata
"Tidak sempurna keimanan seorang mukmin hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya". ( HR. Bukhari Muslim)
4. Hidupkan dengan Ma'rifatHidupkan bunga-bunga di taman ini dengan berma'rifat kepada Allah dengan sebenar-benar ma'rifat.
Ma'rifat bukanlah sekadar mengenal atau mengetahui secara teori, namun ia adalah pemahaman yang telah mengakar dalam hati kerana telah diasah oleh :
a. Banyaknya renungan dan tadabbur
b. Ketajaman banyaknya zikir dan fikir
c. Kesibukan terhadap aib dan kelemahan diri hingga tidak ada sedikitpun waktu yang tersisa untuk menanggapi ucapan orang-orang yang jahil dan lebih-lebih lagi mengintai kesalahan dan aib saudaranya sendiri
Sebenarnya, bagi seorang mu'min, tiada masa sedikitpun untuk menyebarkan informasi dan berita yang tidak akan menambahkan amal atau menyelesaikan sesuatu masalah apalagi untuk menfitnah atau membuka pekung orang lain.
Hanya hati-hati yang disibukkan dengan Allah swt yang tidak akan dilenakan oleh "Qiila Wa Qaala" (banyak bercerita lagi berbicara) dan inilah ciri kedunguan seorang hamba sebagaimana yang ditegaskan oleh Rasulullah saw apabila ia lebih banyak berbicara dari berbuat sesuatu, lebih banyak bercerita dari beramal, lebih banyak berangan-angan dan bermimpi dari beraksi dan berkorban.
"Diantara ciri kebaikan Keislaman seseorang adalah meninggalkan yang sia-sia". ( HR. At Tirmidzi).
5. Tajamkan dengan cita-cita Kesyahidan"Pasukan yang tidak mempunyai tugas, sangat berpotensi untuk menimbulkan pergaduhan". Inilah pengalaman medan para pendahulu kita untuk menjadi sendi-sendi dalam kehidupan berjamaah.
Kerinduan untuk syahid akan lebih banyak menyedut tenaga kita :
a. Untuk beramal dari berpangku tangan
b. Lebih bersaing dari menyerah diri
c. Menyibukkan diri untuk banyak memberi dari menimbulkan masalah
d. Untuk banyak berfikir perkara-perkara yang pokok dari perkara-perkara yang cabang.
"Dan barang siapa yang meminta kesyahidan dengan penuh kejujuran, maka Allah akan menyampaikanya walaun ia meninggal di atas tempat tidurnya". ( HR. Muslim)
"Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah bersatu berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepadaMu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam rangka menyeru (dijalan)-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakkal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma'rifat-mu, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong".